BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
UU Sistem Pendidikan Nasional, UU No.20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dikutip oleh Engkoswara (2010 :
6) memberikan arti “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. Dalam usaha
pelaksanaan kegiatan pendidikan guru yang memiliki peran tersenut , seringkali
banyak mengalami masalah dalam proses belajar mengajar. Untuk membantu guru dalam
mengatasi kesulitan – kesulitan tersebut, maka dilaksanakan suatu kegiatan yang
dikenal dengan istilah Supervisi. Istilah
supervisi baru muncul kurang lebih tiga dasawarsa terakhir ini (Suharsimi
Arikunto,2004). Kegiatan serupa yang dahulu banyak dilakukan
adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau penilikan. Dalam konteks sekolah
sebagai sebuah organisasi pendidikan, supervisi merupaka bagian dari proses
administrasi dan manajemen. Kegiaan supervisi melengkapi fungsi- fungsi administrasi yang ada di sekolah
sebagai fungsi terakhir, yaitu penilaian terhadap semua kegiatan dalam mencapai
tujuan. Dengan supervisi, akan memberikan inspirasi untuk bersama-sama
menyelesaikan pekerjaan - pekerjaan dengan jumlah lebih banyak, waktu
lebih cepat, cara lebih mudah, dan hasil yang lebih baik daripada jika
dikerjakan sendiri. Supervisi mempunyai peran mengoptimalkan tanggung jawab
dari semua program. Supervisi bersangkut paut dengan semua upaya penelitian
yang tertuju pada semua aspek yang merupakan factor penentu keberhasilan.
Dengan mengetahui kondisi aspek-aspek tersebut secara rinci dan akurat, dapat
diketahui dengan tepat pula apa yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas
organisasi yang bersangkutan.Supervisi yang merupakan salah satu strategi untuk
memastikan bahwa seluruh langkah pada proses penyelenggaraan dan semua komponen
hasil yang dicapai memenuhi target. Supervisi adalah strategi manajemen yang
terdiri atas serangkaian kegiatan untuk memastikan bahwa mutu yang diharapkan
dalam proses perencanaan, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi memenuhi standar
yang telah ditentukan. Praktek supervisi selalu berubah seiring dengan
tumbuhnya kesadaran para pemangku kepentingan untuk meningkatkan penjaminan
mutu. Kesadaran akan pentingnya meningkatkan mutu terkait pada peran, fungsi,
dan pembagian tugas dalam organisasi. Pelaksanaannya selalu terkait pada
konsistensi lembaga, kegiatan akademik, profesionalisme, dan kesungguhan
penyelenggara pendidikan akan pentingnya memastikan bahwa mutu yang diharapkan
dapat terus terjaga sejak langkah perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauannya. Konsep supervisi modern dirumuskan oleh
Kimball Wiles (1967) sebagai berikut : “Supervision is assistance in the
devolepment of a better teaching learning situation”. Supervisi adalah bantuan
dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik. Rumusan ini
mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar
mengajar (goal, material, technique, method, teacher, student, an envirovment).
Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui
layanan kegiatan supervisi. Dengan demikian layanan supervisi tersebut mencakup
seluruh aspek dari penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Konsep supervisi
tidak bisa disamakan dengan inspeksi, inspeksi lebih menekankan kepada
kekuasaan dan bersifat otoriter, sedangkan supervisi lebih menekankan kepada
persahabatan yang dilandasi oleh pemberian pelayanan dan kerjasama yang lebih
baik diantara guru – guru, karena bersifat demokratis.
B. Rumusan
Penulisan
Untuk mengetahui tentang teori
– teori tentang Superbisi Pendidikan dan pelaksanaannya untuk meningkatkan Mutu
Pendidikan?
C. Manfaat
1. Bagi
Penulis, mengetahui tentang teori -
teori Supervisi Pendidikan dan aplikasinya dalam kehidupan nyata tentang
supervisi Pendidikan.
2. Bagi
Supervisor, memperoleh gambaran dan
informasi mengenai Supervisi
Pendidikan.
3. Bagi
petugas kesehatan, sebagai bahan masukan dalam menyusun perencanaan program
perbaikan Gizi di puskesmas.
4. Bagi
pemerintah, sebagai bahan masukan untuk menentukan kebijakan dalam dunia pendidikan guna meningkatkan Mutu Pendidikan.
5. Bagi
dunia pendidikan, sebagai bahan masukan untuk
menambah bahan pustaka serta meningkatkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa
serta pembaca pada umumnya tentang Supervisi
Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Supervisi
1. Pengertian
supervisi Menurut Beberapa hal :
Arti Supervisi
menurut asal usul (etimologi),
bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu
( semantik).
a. Secara morfologis, Supervisi berasal dari
dua kata bahasa Inggris, yaitu super
dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun
dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan
yang dilakukan oleh atasan – orang yang berposisi diatas, pimpinan – terhadap hal-hal yang ada
dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih
human, manusiawi. Kegiatan supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih
banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang
disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata - mata kesalahannya)
untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
b. Secara sematik, Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa
bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan
peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
c.
Secara Etimologi, supervisi diambil dalam perkataan
bahasa Inggris “ Supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan.
Orang yang melakukan supervisi
disebut supervisor.
2. Pengertian
Supervisi Menurut Pendapat Para Ahli :
a.
Good Carter,
Memberi pengertian supervisi adalah usaha dari
petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam
memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan
dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan
pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran. God
Carter melihatnya
sebagai usaha memimpin guru-guru dalam jabatan mengajar,
b.
Boardman.
Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha
menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru
di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti
dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian
mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara
kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi
modern. Boardman.
Melihat supervisi sebagai lebih
sanggup berpartisipasi dlm masyarakat modern.
c.
Wilem Mantja (2007)
Mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai
kegiatan supervisor (jabatan resmi) yang
dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan
ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan
peningkatan mutu pendidikan. Willem
Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan untuk perbaikan (guru murid) dan
peningkatan mutu pendidikan
d.
Kimball Wiles
(1967)
Konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut :
“Supervision is assistance in the development of a better teaching learning
situation”. Kimball
Wiles beranggapan bahwa faktor manusia yg memiliki kecakapan (skill) sangat
penting untuk menciptakan suasana belajar mengajar yg lebih baik.
e.
Mulyasa (2006)
supervisi
sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai
supervisor, tetapi dalam sistem organisasi modern diperlukan supervisor khusus
yang lebih independent, dan dapat
meningkatkan obyektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas.
f.
Ross L (1980),
mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada
guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan
kurikulum. Ross
L memandang supervisi
sebagai pelayanan kapada guru – guru yang
bertujuan menghasilkan perbaikan.
g.
Purwanto (1987),
supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan
pekerjaan secara efektif.
Kegiatan
supervisi dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau
penilikan. Supervisi masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan
pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan
–orang yang berposisi diatas, pimpinan-- terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Inspeksi : inspectie (belanda) yang
artinya memeriksa dalam arti melihat
untuk mencari kesalahan. Orang yang menginsipeksi disebut inspektur. Inspektur
dalam hal ini mengadakan :
1. Controlling : memeriksa
apakah semuanya dijalankan sebagaimana mestinya
2. Correcting :
memeriksa apakah semuanya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan/digariskan
3. Judging : mengandili dalam arti memberikan
penilaian atau keputusan sepihak
4. Directing :
pengarahan, menentukan ketetapan/garis
5. Demonstration :
memperlihatkan bagaimana mengajar yang baik
Pemeriksaan artinya melihat apa yg terjadi dlm
kegiatan sedangkan Pengawasan adalah Melihat apa yg positif & negatif.
Adapun Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih
human, manusiawi. Kegiatan supervisi bukan mencari - cari
kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi
pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan
semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki. Supervisi dilakukan untuk melihat bagian mana dari
kegiatan sekolah yg masih negatif untuk diupayakan menjadi positif, &
melihat mana yang sudah positif untuk ditingkatkan menjadi lebih positif lagi
dan yang terpenting adalah pembinaannya
Orang yang
melakukan supervise disebut supervisor. Dibidang pendidikan disebut supervisor
pendidikan. Menurut keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor
0134/0/1977, temasuk kategori supervisor dalam pendidikan adalah kepala
sekolah, penelik sekolah, dan para pengawas ditingkatkan kabupaten/kotamadya,
serta staf di kantor bidang yang ada di tiap provinsi.
Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka
ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk
meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini
merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang
telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif
untuk mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan
lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya.
B. Tujuan dan sasaran Supervisi
a. Tujuan Supervisi
Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran (Neagly
& Evans, 1980; Oliva, 1984; Hoy & Forsyth, 1986; Wiles dan Bondi, 1986;
Glickman, 1990). Tujuan umum Supervisi adalah memberikan bantuan
teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas
kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar .
secara operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan
konkrit dari supervisi pendidikan yaitu :
1. Meningkatkan mutu kinerja guru
·
Membantu
guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai
tujuan tersebut
·
Membantu
guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan
siswanya.
·
Membentuk
moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif,
bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling menghargai satu dengan
lainnya.
·
Meningkatkan
kualitas pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.
·
Meningkatkan
kualitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan alat
pengajaran.
·
Menyediakan
sebuah sistim yang berupa penggunaan teknologi yang dapat membantu guru dalam
pengajaran.
·
Sebagai
salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala sekolah untuk reposisi guru.
2. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya
guna dan terlaksana dengan baik
3. Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan
prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu
mengoptimalkan keberhasilan siswa
4. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya
dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal yang selanjutnya siswa
dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan.
5. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga
tercipta situasi yang tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkatkan
kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.
b. Sasaran
Supervisi
Adapun
sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut adalah peningkatan kemampuan profesional guru
(Depdiknas, 1986; 1994 & 1995).
Sasaran Supervisi Ditinjau dari objek yang disupervisi,
ada 3 macam bentuk supervisi :
1. Supervisi Akademik
Menitikberatkan
pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang
berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa
sedang dalam proses mempelajari sesuatu
2. Supervisi Administrasi
Menitikberatkan
pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai
pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.
3. Supervisi Lembaga
Menyebarkan
objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudskan
untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah),
Perpustakaan dan lain-lain.
C.
Prinsip-prinsip
Supervisi
Secara
sederhana prinsip-prinsip Supervisi adalah sebagai berikut :
·
Supervisi
hendaknya memberikan rasa aman kepada pihak yang disupervisi.
·
Supervisi
hendaknya bersifat Kontrukstif dan Kreatif
·
Supervisi
hendaknya realistis didasarkan pada keadaan dan kenyataan sebenarnya.
·
Kegiatan
supervisi hendaknya terlaksana dengan sederhana.
·
Dalam
pelaksanaan supervisi hendaknya terjalin hubungan profesional, bukan didasarkan
atas hubungan pribadi.
·
Supervisi
hendaknya didasarkan pada kemampuan, kesanggupan, kondisi dan sikap pihak yang
disupervisi.
·
Supervisi harus menolong guru agar senantiasa tumbuh
sendiri tidak tergantung pada kepala sekolah
Pendapat lain mengenai Prinsip-prinsip Supervisi adalah :
1. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan
bantuan kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi
kesulitan dan bukan mencari-cari kesalahan.
2. Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara
langsung, artinya bahwa pihak yang mendapat bantuan dan bimbingan tersebut
tanpa dipaksa atau dibukakan hatinya dapat merasa sendiri serta sepadan dengan
kemampuan untuk dapat mengatasi sendiri.
3. Apabila supervisor
merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik, sebaiknya disampaikan
sesegera mungkin agar tidak lupa. Sebaiknya supervisor memberikan kesempatan
kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.
4. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala
misalnya 3 bulan sekali, bukan menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh
supervisor.
5. Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya
mencerminkan adanya hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi
tercipta suasana kemitraan yang akrab. Hal ini bertujuan agar pihak yang
disupervisi tidak akan segan-segan mengemukakan pendapat tentang kesulitan yang
dihadapi atau kekurangan yang dimiliki.
6.
Untuk
menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau
terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat, berisi hal – hal penting yang
diperlukan untuk membuat laporan.
Sedangkan menurut Tahalele dan Indrafachrudi (1975) prinsip-prinsip supervisi sebagai berikut :
(a) supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan
kooperatif,
(b) supervisi harus kreatif dan konstruktif,
(c) supervisi harus ”scientific”
dan efektif,
(d) supervisi harus dapat memberi perasaan aman pada
guru-guru,
(e) supervisi harus berdasarkan kenyataan,
(f) supervisi harus memberi kesempatan kepada supervisor dan
guru-guru untuk mengadakan “self
evaluation”
Karena prinsip-prinsip supervisi di atas merupakan
kaidah-kaidah yang harus dipedomani atau dijadikan landasan di dalam melakukan
supervisi, maka hal itu mendapat perhatian yang sungguh - sungguh dari para
supervisor, baik dalam konteks hubungan supervisor - guru, maupun di
dalam proses pelaksanaan supervisi.
D. Fungsi Supervisi
1. Fungsi Meningkatkan Mutu Pembelajaran Ruang
lingkupnya sempit, hanya tertuju pada aspek akademik, khususnya yang terjadi di
ruang kelas ketika guru sedang memberikan bantuan dan arahan kepada siswa.
2. Fungsi Memicu Unsur yang Terkait dengan
PembelajaranLebih dikenal dengan nama Supervisi Administrasi
3. Fungsi
Membina dan Memimpin
E. Tipe-tipe Supervisi
1. Tipe Inspeksi
Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam administrasi
dan model kepemimpinan yang otokratis, mengutamakan pada upaya mencari
kesalahan orang lain, bertindak sebagai “Inspektur” yang bertugas mengawasi
pekerjaan guru. Supervisi ini dijalankan terutama untuk mengawasi, meneliti dan
mencermati apakah guru dan petugas di sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas
yang diperintahkan serta ditentukan oleh atasannya.
2. Tipe Laisses Faire
Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi bawahan diawasi secara
ketat dan harus menurut perintah atasan, pada supervisi Laisses Faire para
pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar.
Misalnya: guru boleh mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baik
pengembangan materi, pemilihan metode ataupun alat pelajaran.
3. Tipe Coersive
Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnya memaksakan kehendaknya. Apa yang
diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan kondisi
atau kemampuan pihak yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bertanya
mengapa harus demikian. Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secara
tepat untuk hal-hal yang bersifat awal. Contoh supervisi yang dilakukan kepada guru yang baru mulai mengajar. Dalam
keadaan demikian, apabila supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi
mungkin menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti.
4. Tipe Training dan Guidance
Tipe
ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan. Hal yang positif dari
supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan latihan dan
bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkan dari sisi negatifnya kurang adanya
kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mereka mampu mengembangkan diri tanpa
selalu diawasi, dilatih dan dibimbing oleh atasannya.
5. Tipe Demokratis
Selain kepemimpinan yang bersifat demokratis, tipe ini
juga memerlukan kondisi dan situasi yang khusus. Tanggung jawab bukan hanya
seorang pemimpin saja yang memegangnya, tetapi didistribusikan atau
didelegasikan kepada para anggota atau warga sekolah sesuai dengan kemampuan
dan keahlian masing-masing.
F.
TEKNIK – TEKNIK
YANG DIGUNAKAN DALAM PELAKSANAAN SUPERVISI
Teknik
supervisi Pendidikan adalah
atat yang
digunakan oleh supervisor untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada
akhir dapat melakukan perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan
kondisi. Dalam pelaksanaan supervisi
pendidikan, sebagai supervisor harus mengetahui dan memahami serta melaksanakan
teknik – teknik dalam supervisi. Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh
supervisor dalam membantu guru meningkatkan situasi belajar mengajar, baik
secara kelompok maupun secara perorangan ataupun dengan cara langsung bertatap
muka dan cara tak langsung bertatap muka atau melalui media komunikasi (Sagala
2010 : 210). Adapun teknik – teknik Supervisi adalah sebagai berikut :
1.
Teknik Supervisi yang bersifat kelompok
Teknik Supervisi yang bersifat kelompok
ialah teknik supervisi yang dilaksanakan
dalam pembinaan guru secara bersama –
sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok (Sahertian 2008 :
86). Teknik Supervisi yang bersifat
kelompok antara lain : (Sagala 2010 : 210 - 227)
a.
Pertemuan Orientasi bagi guru baru.
Pertmuan orientasi adalah pertemuan
anatar supervisor dengan supervisee (Terutama guru baru) yang bertujuan
menghantar supervisee memasuki suasana kerja yang baru dikutip menurut pendapat
Sagala (2010 : 210) dan Sahertian (2008 : 86). Pada pertemuan Orientasi
supervisor diharapkan dapat menyampaikan atau menguraikan kepada supervisee hal
– hal sebagai berikut (Sahertian 2008 : 86) :
·
Sistem
kerja yang berlaku di sekolah itu.
·
Proses
dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.
·
Biasanya
diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi sekolah.
·
Sering
juga pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk
diskusi kelompok dan lokakarya.
·
Ada
juga melalui perkunjungan ke tempat – tempat tertentu yang berkaitan atau
berhubungan dengan sumber belajar.
·
Salah
satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial dalam orientasi ini
adalah makan bersama.
·
Aspek
lain yang membantu terciptanya suasana kerja ialah bahwa guru baru tidak merasa
asing tetapi guru baru merasa diterima dalam kelompok guru lain.
b.
Rapat guru
Rapat
Guru adalah teknik supervisi kelompok melalui rapat guru yang dilakukan untuk
membicarakan proses pembelajaan, dan upaya atau cara meningkatkan profesi guru.
(Pidarta 2009 : 71). Tujuan teknik supervisi rapat guru yang dikutip menurut
pendapat Sagala (2010 : 212) dan Pidarta (2009 : 171) adalah sebagai berikut :
·
Menyatukan
pandangan – pandangan guru tentang masalah – masalah dalam mencapai makna dan
tujuan pendidikan.
·
Memberikan
motivasi kepada guru untuk menerima dan melaksanakan tugas – tugasnya dengan
baik serta dapat mengembangkan diri dan jabatan mereka secara maksimal.
·
Menyatukan
pendapat tentang metode kerja yang baik guna pencapaian pengajaran yang
maksimal.
·
Membicarakan
sesuatu melalui rapat guru yang bertalian dengan proses pembelajaran.
·
Menyampaikan
informasi baru seputar belajar dan pembelajaran, kesulitan – kesulitan
mengajar, dan cara mengatasi kesulitan mengajar secara bersama dengan semua
guru disekolah.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam suatu rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala (2010 : 211),
antara lain :
1) Tujuan – tujuan yang hendak dicapai harus jelas dan
konkrit.
2) Masalah – masalah yang akan menjadi bahan rapat harus
merupakan masalah yang timbul dari guru – guru yang dianggap penting dan sesuai
dengan kebutuhan mereka.
3) Masalah pribadi yang menyangkut guru di lembaga
pendidikan tersebut perlu mendapat perhatian.
4) Pengalaman – pengalaman baru yang diperoleh dalam rapat
tersebut harus membawa mereka pada peningkatan pembelajaran terhadap siswa.
5) Partisipasi guru pada pelaksanaan rapat hendaknya
dipikirkan dengan sebaik – baiknya.
6) Persoalan kondisi setempa, waktu, dan tempat rapat
menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan rapat guru.
c.
Studi kelompok antar guru
Studi kelompok antara guru adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh sejumlah guru yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu,
seperti MIPA, Bahasa, IPS dan sebagainya, dan dikontrol oleh supervisor agar
kegiatan dimaksud tidak berubah menjadi ngobrol hal – hal yang tidak ada
kaitannya dengan materi. Topik yang akan dibahas dalam kegiatan ini telah
dirumuskan dan disepakati terlebih dahulu. Tujuan pelaksanaan teknik supervisi
ini adalah sebagai berikut :
·
Meningkatkan
kualitas penguasaan materi dan kualitas dalam memberi layanan belajar.
·
Memberi
kemudahan bagi guru – guru untuk mendapatkan bantuan pemechan masalah pada
materi pengajaran.
·
Bertukar
pikiran dan berbicara dengan sesama guru pada satu bidang studi atau bidang –
bidang studi yang serumpun.
d.
Diskusi
Diskusi adalah pertukaran pikiran atau pendapat melalui
suatu percakapan tentang suatu masalah untuk mencari alternatif pemecahannya.
Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi kelompok yang digunakan
supervisor untuk mengembangkan berbagai ketrampilan pada diri para guru dalam
mengatasi berbagai masalah atau kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran
antara satu dengan yang lain. Melalui teknik ini supervisor dapat membantu para guru untuk saling
mengetahui, memahami, atau mendalami suatu permasalahan, sehingga secara
bersama – sama akan berusaha mencari alternatif pemecahan masalah tersebut
(Sagala 2010 : 213). Tujuan pelaksanaan
supervisi diskusi adalah untuk memecahkan masalah – masalah yang dihadapi guru
dalam pekerjaannya sehari – hari dan upaya meningkatkan profesi melaluii
diskusi.
Hal – hal yang harus diperhatikan
supervisor sebagai pemimpin diskusi sehingga setiap anggota mau berpartisipasi
selama diskusi berlangsung supervisor harus mampu :
·
Menentukan
tema perbincangan yang lebih spesifik ;
·
Melihat
bahwa setiap anggota diskusi senang dengan keadaan dan topik yang dibahas dalam
diskusi.
·
Melihat
bahwa masalah yang dibahas dapat dimengerti oleh semua anggota dan dapat
memecahkan masalah dalam pengajaran.
·
Melihat
bahwa kelompok merasa diperlukan dan diikutsertakan untuk mencapai hasil
bersama.
·
Mengakui
pentingnya peranan setiap anggota yang dipimpinnya.
e.
Workshop
Workshop adalah suatu kegiatan belajar
kelompok yang terjadi dari sejumlah pendidik yang sedang memecahkan masalah melalui
percakapan dan bekerja secara kelompok. Hal – hal yang perlu diperhatikan pada
waktu pelaksanaan workshop antara lain :
1) Masalah yang dibahas bersifat “Life cntred” dan muncul dari guru tersebut,
2) Selalu menggunakan secara maksimal aktivitas mental dan fisik
dalam kegiatan sehingga tercapai perubahan profesi yang lebih tinggi dan lebih
baik.
f.
Tukar menukar pengalaman Tukar menukar pengalaman “Sharing of Experince” suatu teknik perjumpaan dimana guru menyampaikan
pengalaman masing-masing dalam mengajar terhadap topik-topik
yang sudah diajarkan, saling memberi
dan menerima tanggapan dan saling belajar satu dengan yang lain. Langkah –
langkah melakukang sharing antara lain :
·
Menentukan
tujuan yang akan dicapai.
·
Menentukan
pokok masalah yang akan dibahas.
·
Memberikan
kesempatan pada setiap peserta untuk menyumbangkan pendapat pendapat mereka
·
Merumuskan
kesimpulan.
2. Teknik
Individual dalam Supervisi
Teknik Individual Menurut Sahertian yang dikutip oleh
Sagala (2010 : 216) adalah teknik pelaksanaan supervisi yang digunakan
supervisor kepada pribadi – pribadi guru guna peningkatan kualitas pengajaran
disekolah. Teknik – teknik individual dalam pelaksanaan supervisi antara lain :
a.
Teknik Kunjungan kelas.
Teknik
kunjungan kelas adalah suatu teknik kunjungan yang dilakukan supervisor ke
dalam satu kelas pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan untuk membantu
guru menghadapi masalah/kesulitan mengajar selama melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Kunjungan kelas dilakukan dalam upaya supervisor memperoleh data
tentang keadaan sebenarnya mengenai kemampuan dan ketrampilan guru mengajar.
Kemudian dengan yang ada kemudian melakukan perbincangan untuk mencari
pemecahan atas kesulitan – kesulitan yang dihadapi oleh guru. Sehingga kegiatan
pembelajaran dapat ditingkatkan. Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan 3 cara,
yatiu :
·
Kunjungan kelas tanpa diberitahu,
·
Kunjungan kelas dengan pemberitahuan,
·
Kunjungan kelas atas undangan guru,
·
Saling mengunjungi kelas.
b.
Teknik Observasi Kelas
Teknik observasi kelas dilakukan pada saat guru mengajar.
Supervisor mengobservasi kelas dengan
tujuan untuk memperoleh data tentang segala
sesuatu yang terjadi proses belajar mengajar. Data ini sebagai dasar bagi supervisor melakukan pembinaan
terhadap guru yang diobservasi.
Tentang waktu supervisor mengobservasi kelas ada yang diberitahu dan ada juga tidak diberi tahu
sebelumnya, tetapi setelah melalui
izin supaya tidak mengganggu proses belajar mengajar. Selama berada dikelas supervisor melakukan pengamatan
dengan teliti, dan menggunakan instrumen yang ada terhada lingkungan kelas yang
diciptakan oleh guru selama jam pelajaran.
c.
Percakapan Pribadi
Percakapan pribadi merupakan Dialog
yang dilakukan oleh guru dan supervisornya, yang membahas tentang keluhan – keluhan atau kekurangan yang dikeluarkan
oleh guru dalam bidang mengajar, di
mana di sini supervisor dapat memberikan jalan
keluarnya. Dalam percakapan ini
supervisor berusaha menyadarkan guru akan kelebihan dan kekurangannya.
mendorong agar yang sudah baik lebih di tingkatkan dan yang masih kurang atau
keliru agar diupayakan untuk memperbaikinya.
d.
Intervisitasi (mengunjungi
sekolah lain)
Teknik ini dilakukan oleh
sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan
menyuruh beberapa orang guru untuk mengunjungi sekolah – sekolah yang
ternama dan maju dalam pengelolaannya untuk mengetahui
kiat – kiat yang telah diambil sampai seekolah tersebut
maju. Manfaat yang dapat diperoleh dari
teknik supervisi ini adalah dapat saling membandingkan dan belajar atas
kelebihan dan kekurangan berdasarkan pengalaman masing – masing. Sehingga
masing – masing guru dapat memperbaiki kualitasnya dalam memberi layanan belajar
kepada peserta didiknya.
e.
Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar.
Teknik
pelaksanaan supervisi ini berkaitan dengan aspek – aspek belajar mengajar.
Dalam usaha memberikan pelayanan profesional kepada guru, supervisor pendidikan
akan menaruh perhatian terhadap aspek – aspek proses belajar mengajar sehingga
diperoleh hasil yang efektif. supervisor harus mempunyai kemampuan menyeleksi
berbagai sumber materi yang digunakan guru untuk mengajar. Adapun cara untuk
mengikuti perkembangan keguruan kita, ialah dengan berusaha mengikuti perkembangan itu melalui
kepustakaan profesional, dengan
mengadakan "profesional reading ". Ini digunakan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan situasi
belajar mengajar yang
lebih baik. Hal ini menyatakan
bahwa teknik penyeleksian berbagai suber materi untuk mengajar memiliki arti
bahwa Teknik ini yang menitik beratkan kepada kemampuan Supervisor dalam
menyeleksi buku – buku yang dimiliki oleh guru pada saat mengajar yang sesuai
dengan kebutuhan kegiatan belajar mengajar.
f.
Menilai diri sendiri
Guru dan supervisor melihat
kekurangan masing-masing yang mana ini dapat
memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor tersebut,yang akhirnya akan memberikan nilai
positif bagi kegiatan belajar
mengajar yang baik. Menilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru, karena suatu
pengukuran terbalik karena selama ini
guru hanya menilai murid-muridnya. Ada beberapa cara atau alat yang dapat digunakan untuk menilai diri
sendiri, antara lain membuat daftar
pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas
guru di muka kelas. Yaitu dengan
menyususun pertanyaan yang tertutup maupun terbuka, tanpa perlu menyebutkan nama siswa.
3.
Diskusi Panel
Teknik
ini dilakukan dihadapan guru oleh para pakar dari bermacam sudut ilmu dan pengalaman terhadap suatu
masalah yang telah ditetapkan.
Mereka akan melihat suatu masalah itu sesuai dengan pandangan ilmu dan pengalaman masing-masing sehingga
guru dapat masukan yang sangat lengkap
dalam menghadapi atau memecahkan suatu
masalah. Manfaat dari kegiatan ini adalah lahirnya sifat cekatan dalam memecahkan masalah dari berbagai sudut
pandang ahli.
4.
Seminar
Seminar adalah suatu rangkaian kajian yang diikuti oleh
suatu kelompok untuk mendiskusikan, membahas dan memperdebatkan suatu masalah
yang berhubungan dengan topik. Berkaitan
dengan pelaksanaan supervisi, dalam seminar ini dapat dibahas seperti bagaimana
menyusun silabus sesuai standar isi, bagaimana mengatasi masalah disiplin
sebagai aspek moral sekolah, bagaimana mengatasi anak – anak yang selalu
membuat keributan dikelas, dll. Pada waktu pelaksanaan seminar kelompok
mendengarkan laporan atau ide – ide menyangkut permasalahan pendidikan dari
salah seorang anggotanya.
5.
Simposium
Kegiatan mendatangkan
seorang ahli pendidikan untuk membahas masalah
pendidikan. Simposium menyuguhkan pidato-pidato pendek yang meninjau suatu topik dari aspek-aspek
yang berbeda. Penyuguh pidato biasanya tiga orang dimana guru
sebagai pengikut diharapkan dapat
mengambil bekal dengan mendengarkan pidato-pidato tersebut.
6.
Demonstrasi mengajar
Usaha peningkatan belajar
mengajar dengan cara mendemonstrasikan cara
mengajar dihadapan guru dalam mengenalkan berbagai aspek dalam mengajar di kelas oleh supervisor.
7.
Buletin supervisi
Suatu
media yang bersifat cetak dimana disana didapati peristiwaperistiwa pendidikan yang berkaitan dengan cara-cara
mengajar,tingkah laku
siswa,dan sebagainnuya.Diharapkan ini dapat membantu guru untuk menjadi lebih baik.
G.
KELEMAHAN DAN KELEBIHAN TEKNIK – TEKNIK DALAM PELAKSANAAN
SUPERVISI
1.
Kelemahan Teknik – Teknik Dalam Pelaksanaan Supervisi
·
Perlu
biaya yang banyak, waktu yang tepat, sekolah jadi kurang efektif.
·
Perlu
penyediaan waktu yang tepat
·
Tidak
mencerminkan keadaan sehari-hari
·
Kurang
demokratis
·
Mengganggu
kelas lain dalam KBM, kelas sendiri ditinggalkan
·
Agak
sulit menentukan dan cukup menyita waktu
·
Agak
sulit menemukan waktu
·
Guru
merasa canggung dan kurang bebas
2.
Kelebihan Teknik – Teknik Dalam Pelaksanaan Supervisi
·
Dapat
mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan, mengetahui kelemahan untuk
perbaikan, memberikan saran sesuai dengan kebutuhan
·
Bantuan
diberikan kepada seluruh guru dalam satu kali pertemuan, pertukaran pikiran
secara umum
·
Hal-hal
yang baik dapat dijadikan contoh, hal yang kurang dapat didiskusikan
·
Dapat
memberikan bimbingan aktual
·
Guru
dapat menunjukan hasil usahanya
·
Dapat
melayani kebutuhan khusus setempat
·
Dapat
mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan, mengetahui kelemahan untuk
perbaikan, memberikan saran sesuai dengan kebutuhan.
H.
PERANGKAT
SUPERVISI
Salah satu perangkat yang digunakan
dalam melaksankan supervisi ialah instrument observasi pembelajaran/check list
terutama untuk supervisi kelas, supervisi klinis, dengan demikian diharapkan
indicator yang diamati untuk setiap unsure yang diamati, antara lain :
1. Persiapan dan aperisepsi
2. Relevansi
materi dengan tujuan instruksional
3. Penguasaan materi
4. Strategi
5. Metode
6. Manajemen kelas
7. Pemberian metivasi kepada siswa
8. Nada dan suara
9. Penggunaan bahasa
10.Gaya dan sikap perilaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar